PengajianKitab Fathul Qorib bab sholat (rukun-rukun sholat) oleh Ustadz Miftahuddin di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Banyuasin Sumatera Selatan #ppsh #sa
๏ปฟKali ini kita akan belajar memutholaah Kitab Fathul Qorib bab sholat id yang bisa Sobat lihat di kitabnya di sekitar halaman 19. ููŽุตู’ู„ูŒ ูˆูŽุตูŽู„ูŽุงุฉู ุงู„ู’ุนููŠู’ุฏูŽูŠู’ู†ู Fasal Sholat dua hari raya, yaitu hari raya Idul Fitri dan Idul Adlha ุณูู†ู‘ูŽุฉูŒ ู…ูุคูŽูƒู‘ูŽุฏูŽุฉูŒ hukumnya adalah sunnah muakkad. Sholat hari raya disunnahkan untuk berjamaโ€™ah bagi orang sendirian, musafir, orang merdeka, budak, khuntsa banci dan wanita yang tidak cantik dan tidak dzatul haiat wanita yang gerak geriknya mengandung perhatian. Sedangkan untuk wanita lanjut usia, maka sunnah menghadiri sholat hari raya dengan mengenakan pakaian keseharian tanpa memakai wewangian. Waktu pelaksanaan sholat Ied adalah di antara terbitnya matahari dan tergelincirnya. ูˆูŽู‡ููŠูŽ Sholat ied ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽุงู†ู adalah sholat dua rakaat, yaitu melakukan takbiratul ihram dua rakaat tersebut dengan niat sholat idul Fitri atau idul Adha dan membaca doโ€™a iftitah. ูˆูŽ ูููŠ ุงู„ู’ุฃููˆู’ู„ูŽู‰ ุณูŽุจู’ุนู‹ุง ุณููˆูŽู‰ ุชูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุฅูุญู’ุฑูŽุงู…ู Dan membaca takbir di dalam rakaat pertama tujuh kali selain takbiratul ihram, kemudian membaca taโ€™awudz, membaca surat Al Fatihah, dan membaca surat setelah Al Fatihah dengan mengeraskan suara. ุงู„ุซู‘ูŽุงู†ููŠูŽุฉู ุฎูŽู…ู’ุณู‹ุง ุณููˆูŽู‰ ุชูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ู ูููŠู’ ูˆ Dan membaca takbir di dalam rakaat kedua lima kali selain takbir untuk berdiri, kemudian membaca taโ€™awudz, lalu membaca surat Al Fatihah dan surat Iqtarabat dengan mengeraskan suara. ุฎูุทู’ุจูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽูŠูŽุฎู’ุทูุจู Dan melakukan khutbah sunnah setelah melaksanakan sholat dua rakaat, dengan 2 khutbah ุงู„ุซู‘ูŽุงู†ููŠูŽุฉู ุณูŽุจู’ุนู‹ุง ูŠููƒูŽุจูู‘ุฑู ูููŠู’ ูˆูŽ ูŠููƒูŽุจูู‘ุฑู ูููŠู’ ุงู„ู’ุฃููˆู’ู„ูŽู‰ ุชูุณู’ุนู‹ุง membaca takbir di permulaan khutbah pertama sembilan kali secara terus menerus, dan membaca takbir di permulaan khutbah kedua tujuh kali secara terus menerus. Seandainya kedua khutbah dipisah dengan bacaan tahmid, tahlil dan puji-pujian, maka hal itu adalah baik. Takbir terbagi menjadi dua, takbir mursal, yaitu takbir yang tidak dilaksanakan setelah sholat. Dan takbir muqayyad, yaitu takbir yang dilakukan setelah pelaksanaan Mushannif memulai dengan menjelaskan takbir yang pertama. Beliau berkata, ูˆูŽูŠููƒูŽุจูู‘ุฑู membaca takbir itu sunnah bagi setiap orang laki-laki, wanita, orang yang berada di rumah, dan musafir, di rumah-rumah, jalan-jalan, masjid-masjid dan pasar-pasar, ู…ูู†ู’ ุบูุฑููˆู’ุจู ุงู„ุดู‘ูŽู…ู’ุณู ู…ูู†ู’ ู„ูŽูŠู’ู„ูŽุฉู ุงู„ู’ุนููŠู’ุฏู mulai dari terbenamnya matahari malam hari raya, maksudnya hari raya Idul Fitri. Kesunnahan takbir ini tetap berlangsung ุฅูู„ูŽู‰ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽุฏู’ุฎูู„ูŽ ุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ูููŠ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู hingga imam mulai melaksanakan sholat ied. Tidak disunnahkan membaca takbir setelah pelaksanaan sholat di malam hari raya Idul Fitri. Akan tetapi di dalam kitab al Adzkar, imam an Nawawi lebih memilih bahwa takbir tersebut hukumnya sunnah. Kemudian mushannif beranjak menjelaskan takbir muqayyad. Beliau berkata, ุงู„ู’ุฃูŽุถู’ุญูŽู‰ ุฎูŽู„ู’ููŽ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽูˆูŽุงุชู ุงู„ู’ู…ูŽูู’ุฑููˆู’ุถูŽุงุชู ูููŠู’ ูˆ dan sunnah membaca takbir saat hari raya Idul Adha setelah melaksanakan sholat-sholat fardluโ€, adaโ€™ dan qadlaโ€™. Begitu juga setelah sholat rawatib, sholat sunnah mutlak dan sholat jenazah, ู…ูู†ู’ ุตูุจู’ุญู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุฑูŽููŽุฉูŽ ุฅูู„ูŽู‰ ุงู„ู’ุนูŽุตู’ุฑู ู…ูู†ู’ ุขุฎูุฑู ุฃูŽูŠู‘ูŽุงู…ู ุงู„ุชู‘ูŽุดู’ุฑููŠู’ู‚ู mulai waktu Subuh hari Arafah hingga Ashar di akhir hari Tasyrik. Bentuk bacaan takbir adalah ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ุงู‘ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ูˆูŽู„ูู„ู‡ู ุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏูุŒ ุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ูƒูŽุจููŠู’ุฑู‹ุง ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽู…ู’ุฏู ู„ูู„ู‡ู ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง ูˆูŽุณูุจู’ุญูŽุงู†ูŽ ุงู„ู„ู‡ู ุจููƒู’ุฑูŽุฉู‹ ูˆูŽุฃูŽุตููŠู’ู„ู‹ุง ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ุตูŽุฏู‘ูŽู‚ูŽ ูˆูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ูˆูŽู†ูŽุตูŽุฑูŽ ุนูŽุจู’ุฏูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽุนูŽุฒู‘ูŽ ุฌูู†ู’ุฏูŽู‡ู ูˆูŽู‡ูŽุฒูŽู…ูŽ ุงู„ู’ุฃูŽุญู’ุฒูŽุงุจูŽ ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู" โ€œAllah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tidak ada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar, dan segala puji hanya milik Allah. Allah Maha Besar dengan sesungguhnya. Dan segala puji yang banyak hanyak untuk Allah. Maha Suci Allah di waktu pagi dan sore. Tidak ada tuhan selain Allah, hanya Allah. Yang Telah membenarkan janji-Nya, Menolong hamba-Nya, memenangkan pasukan-Nya dan mengalahkan musuh-musuhnya hanya dengan sendirian โ€Fasal selanjutnya tentang sholat gerhana KITAB TERLARIS Fathul Qorib Makna Pesantren Kitab Kuning Fathul Qorib Fathul Qorib Kurasan Fathul Qorib Dar Alamiyah Fathul Qorib Tegalrejo Matan Taqrib
BabZakat Mal Fathul Qorib. February 10, 2022 December (8) November (13) October (2) August (7) July (14) June (7) May (10) April (21) March (11). KITAB HUKUM-HUKUM ZAKAT Isi Kitab Zabur Isi Kitab Zabur Kitab Zabur adalah kumpulan firman Allah SWT yang diwahyukan kepada Nabi Dawud as. Salat Tarawih Adalah Salat Sunah Yang Dilaksanakan Artikel kali ini merupakan penjelasan bab shalat lengkap dari Kitab Fathul Qariib dari halaman 11 sampai halaman 18. Bab ini terdiri dari beberapa fasal atau kitab yakni - hukum sholat - syarat wajib sholat - syarat sholat - rukun sholat - rakaat sholat fardu - jenis rukun sholat - waktu haram sholat - sholat berjamaah - sholat qashar - syarat wajib sholat Jumat Karena cukup panjang, maka Saya bagi menjadi beberapa judul artikel supaya tidak membosankan dan Anda tidak terlalu lelah dalam membacanya. Saya awali saja ya. Hukum sholat Definisi sholat menurut bahasa adalah doa, sedangkan menurut Syara adalah seperti yang diungkapkan Imam Rafi'i, sholat adalah serangkaian ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam dengan syarat tertentu. Sholat yang diwajibkan itu ada 5 dan wajib melakukannya dari awal waktu sampai kira-kira ada waktu tersedia untuk melakukannya. Mana sholat yang 5 itu ? Sholat Zhuhur Menurut Imam Nawawi, dinamakan zhuhur karena sholat ini sangat jelas dilakukan di pertengahan hari. Adapun awal waktu zhuhur adalah tergelincirnya atau condongnya matahari dari pertengahan langit. Bukan berarti mengetahuinya dengan cara langsung melihat matahari itu sendiri, namun bisa diketahui dengan berubahnya bayangan benda yang mengarah ke timur sesaat setelah matahari berada di pertengahan langit. Adapun akhirnya waktu zhuhur adalah ketika bayangan benda sama dengan panjang benda itu sendiri. Sholat Ashar Dinamakan Ashar karena kondisinya yang kemerah-merahan seperti mendekati waktu terbenamnya matahari. Adapun awalnya waktu ashar adalah bertambahnya ukuran bayangan sedikit dari akhir waktu zhuhur. Sholat ashar ini terbagi menjadi 5 waktu yakni - waktu fadhilah yakni awal waktu ashar - waktu ikhtiyar, akhirnya ketika ukuran bayangan 2 kali ukuran aslinya - waktu jawaz, yakni sampai terbenamnya matahari - waktu jawaz bila karahah, yakni dari waktu ikhitiyar sampai suasana kekuning-kuningan - waktu haram yakni akhir waktu sekiranya tidak cukup waktu melakukan sholat ashar Sholat Maghrib Dinamakan demikian karena sholat ini dilakukan pada saat terbenamnya matahari. Waktu maghrib cuman satu yakni dari terbenamnya matahari sampai waktu yang sekiranya cukup untuk adzan, wudhu atau tayamum, menutupi aurat, melakukan sholat maghrib dan sholat sunat 5 rakaat. Sedangkan menurut Imam Nawawi, waktu maghrib itu membentang dari terbenamnya matahari sampai hilangnya mega merah. Sholat Isya Dinamakan isya karena sholat ini dilakukan di waktu isya. Awal waktu isya adalah ketika hilangnya mega merah. Adapun bagi wilayah yang ternyata mega merahnya tidak hilang-hilang, maka waktu isya bagi penduduknya adalah ketika hilangnya mega merah di wilayah yang dekat dengan wilayah dimana kita tinggal. Waktu isya terbagi 2 yakni - waktu ikhtiyar, yakni membentang sampai sepertiga malam yang pertama - waktu jawaz, yakni sampai terbit fajar ke dua fajar shodiq Fajar shodiq ini membentang cahayanya ke ufuq. Sementara fajar kadzib adalah fajar yang keluar sebelum fajar shodiq lalu menghilang dan diringi denga kondisi gelap. Menurut Syaikh Abu Hamis, isya juga punya waktu karahah yakni di antara a waktu fajar. Sholat Subuh Secara bahasa, shubuh artinya awal siang dan dinamakan sholat shubuh karena dilakukannya di aawal siang. Waktu subuh terbagi menjadi 5, sama seperti waktu ashar yakni - waktu fadhilah. yakni awal wakt - waktu ikhtiyar, yakni dari fajar shodiq sampai kelihatan terang di langit - waktu jawaz karahah yakni sampai terbitnya matahari - waktu jawaz bila karahah yakni sampai terbitnya mega merah - waktu haram yakni akhir waktu sekiranya tidak cukup waktu melakukan sholat shubuh. Selanjutnya kita masuk ke sub bahasan selanjutnya tentang syarat wajib Sobat yang sedang mencari produk terkait Kitab Fathul Qorib, bisa dilihat di sini KITAB TERLARIS Fathul Qorib Makna Pesantren Kitab Kuning Fathul Qorib Fathul Qorib Kurasan Fathul Qorib Dar Alamiyah Fathul Qorib Tegalrejo Matan Taqrib TERJEMAHANKITAB FATHUL QORIB (BAJURI) BAB SIWAK January 06, 2019 BAB SIWAK (Fasal) menjelaskan tentang menggunakan alat siwak. Bersiwak termasuk salah satu kesunnahan wudu'. BAB RUKUN-RUKUN SHOLAT (Fasal) menjelaskan rukun-rukun sholat. Sedangkan pengertian sholat secara bahasa dan istilah syara' sudah dijelaskan di depan. Kali ini Saya akan menulis terjemah Fathul Qorib bab rukun shalat yang aslinya bisa Anda lihat di Kitab Fathul Qorib halaman 13 - 14. Lafadz matannya adalah sebagai berikut ููŽุตู’ู„ูŒ ูˆุฃุฑูƒุงู† ุงู„ุตู„ุงุฉ ุซู…ุงู†ูŠุฉ ุนุดุฑุฉ ุฑูƒู†ุง ุงู„ู†ูŠุฉ ูˆุงู„ู‚ูŠุงู… ู…ุน ุงู„ู‚ุฏุฑุฉ ูˆุชูƒุจูŠุฑุฉ ุงู„ุฅุญุฑุงู… ูˆู‚ุฑุงุกุฉ ุงู„ูุงุชุญุฉ ูˆุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ุงู„ุฑุญู…ู† ุงู„ุฑุญูŠู… ุขูŠุฉ ู…ู†ู‡ุง ูˆุงู„ุฑูƒูˆุน ูˆุงู„ุทู…ุฃู†ูŠู†ุฉ ููŠู‡ ูˆุงู„ุฑูุน ูˆุงู„ุงุนุชุฏุงู„ ูˆุงู„ุทู…ุฃู†ูŠู†ุฉ ููŠู‡ ูˆุงู„ุณุฌูˆุฏ ูˆุงู„ุทู…ุฃู†ูŠู†ุฉ ููŠู‡ ูˆุงู„ุฌู„ูˆุณ ุจูŠู† ุงู„ุณุฌุฏุชูŠู† ูˆุงู„ุทู…ุฃู†ูŠู†ุฉ ููŠู‡ ูˆุงู„ุฌู„ูˆุณ ุงู„ุฃุฎูŠุฑ ูˆุงู„ุชุดู‡ุฏ ููŠู‡ ูˆุงู„ุตู„ุงุฉ ุนู„ู‰ ุงู„ู†ุจูŠ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… ููŠู‡ ูˆุงู„ุชุณู„ูŠู…ุฉ ุงู„ุฃูˆู„ู‰ ูˆู†ูŠุฉ ุงู„ุฎุฑูˆุฌ ู…ู† ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆุชุฑุชูŠุจ ุงู„ุฃุฑูƒุงู† ุนู„ู‰ ู…ุง ุฐูƒุฑู†ุงู‡ Penjelasan atau syarah Fathul Qorib rukun shalat ููŽุตู’ู„ูŒ Fasal, menjelaskan rukun-rukun sholat. Sedangkan pengertian sholat secara bahasa dan istilah syaraโ€™ sudah dijelaskan di depan. ูˆูŽุฃูŽุฑู’ูƒูŽุงู†ู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุซูŽู…ูŽุงู†ููŠูŽุฉูŽ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ุฑููƒู’ู†ู‹ุง Rukun-rukun sholat ada delapan belas rukun. Yang pertama ุงู„ู†ูู‘ูŠู‘ูŽุฉู Niat. Niat adalah menyengaja sesuatu berbarengan dengan melaksanakannya. Tempat niat adalah hati. Maka jika sholatnya sholat fardlu, maka wajib niat fardlu, menyengaja melaksanakannya dan menentukan jenisnya dari sholat Subuh atau Dhuhur, misalnya. Atau jika sholatnya sholat sunnah yang memiliki waktu tertentu seperti sholat rawatib atau sholat yang memiliki sebab seperti sholat istisqaโ€™, maka wajib menyengaja melaksanakannya dan menentukan jenisnya, dan tidak wajib niat sunnah. ูˆูŽุงู„ู’ู‚ููŠูŽุงู…ู ู…ูŽุนูŽ ุงู„ู’ู‚ูุฏู’ุฑูŽุฉู Dan, nomor keduanya, mampu dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu berdiri, maka wajib duduk dengan posisi yang ia kehendaki, namun duduk iftiras adalah yang lebih utama. ูˆูŽุชูŽูƒู’ุจููŠู’ุฑูŽุฉู ุงู„ู’ุฅูุญู’ุฑูŽุงู…ู Dan, ke tiga, takbiratul Ihram. Maka hal ini tertentu bagi yang mampu, wajib mengucapkan takbiratul ihram, yaitu dengan mengucapkan โ€œุงู„ู„ู‡ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑูโ€. Maka tidak sah jika dengan mengucapkan โ€œุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑูโ€ dan sesamanya. Dan dalam takbiratul ihram, tidak sah mendahulukan khabar sebelum mubtadanya seperti ucapan โ€œุฃูŽูƒู’ุจูŽุฑู ุงู„ู„ู‡ูโ€. Barang siapa tidak mampu mengucapkan takbiratul ihram dengan bahasa arab, maka wajib menterjemahnya dengan bahasa yang ia kehendaki, dan tidak diperkenankan baginya untuk berpindah dari takbiratul ihram kepada bentuk dzikir yang lain. Dan wajib membarengkan niat dengan pelaksanaan takbiratul ihram. Adapun Imam Nawawi, maka beliau memilih bahwa cukup dengan hanya berbarengan secara urfiyyah, yaitu sekira secara urf ia sudah dianggap menghadirkan sholat. ูˆูŽู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉู ุงู„ู’ููŽุงุชูุญูŽุฉู Dan, ke empat, membaca Al Fatihah, atau gantinya bagi orang yang tidak hafal Al Fatihah, baik sholat fardlu ataupun sunnah. ูˆูŽุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู ุขูŠูŽุฉูŒ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง Adapun lafadz ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู adalah satu ayat dari surat Al Fatihah. Barang siapa tidak membaca satu huruf atau satu tasydid dari surat al Fatihah, atau mengganti satu huruf dengan huruf yang lain, maka bacaannya tidak sah. Begitu juga sholatnya jika memang sengaja melakukannya. Jika tidak sengaja, maka bagi dia wajib mengulangi bacaannya. Wajib tertib saat membaca surat Al Fatihah, yaitu dengan membaca ayat-ayatnya sesuai dengan urutan yang sudah diketahui. Dan juga wajib membacanya secara terus menerus, yaitu sebagian kalimat-kalimat Al Fatihah bersambung dengan sebagian yang lain tanpa ada pemisah kecuali hanya sekedar mengambil nafas. Maka ketika terpisah dengan dzikir yang lain di antara muwalahnya itu, maka hal itu memutus bacaan muwallah surat Al Fatihah, kecuali bacaan dzikir tersebut berhubungan dengan kemaslahatan sholat, seperti bacaan โ€œุฃู’ู…ููŠู’ู†ูโ€ yang dilakukan makmum di tengah-tengah bacaan Al Fatihahnya karena bacaan Al Fatihah imamnya, maka sesungguhnya bacaan โ€œุฃู’ู…ููŠู’ู†ูโ€ tersebut tidak sampai memutus muwallah. Barang siapa tidak tahu atau kesulitan membaca surat Al Fatihah karena tidak ada pengajar, misalnya, dan ia bagus membaca surat yang lain dari Al Qurโ€™an, maka bagi dia wajib membaca tujuh ayat lain itu secara runtut sebagai ganti dari surat Al Fatihah ataupun tidak runtut. Jika tidak mampu membaca Al Qurโ€™an, maka wajib bagi dia untuk membaca dzikir sebagai ganti dari Al Fatihah, sekira huruf dzikir tersebut tidak kurang dari jumlah huruf Al Fatihah. Jika tidak bagus membaca Al Qurโ€™an dan dzikir, maka wajib bagi dia untuk berdiri selama kadar ukuran membaca Al Fatihah. Dalam sebagian redaksi diungkapkan dengan kalam ูˆูŽู‚ูุฑูŽุงุกูŽุฉู ุงู„ู’ููŽุงุชูุญูŽุฉู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู ูˆูŽู‡ููŠูŽ ุขูŠูŽุฉูŒ ู…ูู†ู’ู‡ูŽุง โ€œdan membaca Al Fatihah setelah ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญู’ู…ูŽู†ู ุงู„ุฑู‘ูŽุญููŠู’ู…ู, dan basmalah adalah satu ayat dari Al Fatihah.โ€ ูˆูŽุงู„ุฑู‘ููƒููˆู’ุนู Dan, ke lima rukuโ€™ Minimal fardlunya rukuโ€™ bagi orang yang melakukan sholat dengan berdiri, mampu melakukan rukuโ€™, berfisik normal, dan selamat kedua tangan dan kedua lututnya, adalah membungkuk tanpa membusungkan dada dengan ukuran sekira kedua telapak tangan bisa menggapai kedua lutut seandainya ia hendak meletakkan kedua telapak tangannya di atas kedua lututnya. Jika tidak mampu melakukan rukuโ€™ seperti ini, maka wajib bagi dia membungkuk semampunya dan memberi isyarah dengan matanya. Rukuโ€™ yang paling sempurna adalah orang yang melakukan rukuโ€™ meluruskan punggung dan lehernya sekira keduanya seperti satu papan yang lurus, menegakkan kedua betisnya, dan memegang kedua lutut dengan kedua tangannya. ูˆูŽุงู„ุทู‘ูู…ูŽุฃู’ู†ููŠู’ู†ูŽุฉู Dan ke enam adalah thumaโ€™ninah, yakni diam setelah bergerak. ูููŠู’ู‡ู di waktu ruku. Mushannif menjadikan thumaโ€™ninah sebagai satu rukun terpish dari rukun-rukun sholat. Imam Nawawi berjalan pada pendapat ini di dalam kitab Tahqiq. Sedangkan selain mushannif menjadikan thumaโ€™ninah sebagai haiat yang menyertai sholat. ูˆูŽุงู„ุฑู‘ูŽูู’ุนู Dan ke tujuh, bangun dari ruku ูˆูŽุงู„ู’ุฅูุนู’ุชูุฏูŽุงู„ู dan iโ€™tidal, sambil berdiri tegap sesuai keadaan sebelum rukuโ€™, yaitu berdiri bagi orang yang melakukan sholat dengan berdiri dan duduk bagi orang yang tidak mampu berdiri. ูˆูŽุงู„ุทู‘ูู…ูŽุฃู’ู†ููŠู’ู†ูŽุฉู ูููŠู’ู‡ู dan ke delapan, thumaโ€™ninah di dalam iโ€™tidal. ูˆูŽุงู„ุณู‘ูุฌููˆู’ุฏู dan ke sembilan adalah sujud, dua kali di dalam setiap rakaat. Minimal sujud adalah menyentuhnya sebagian kening orang yang sholat pada tempat sujudnya, baik tanah atau yang lainnya. Sujud yang paling sempurna adalah membaca takbir tanpa mengangkat kedua tangan ketika turun ke posisi sujud, meletakkan kedua lutut, kemudian kedua tangan, lalu kening dan hidungnya. ูˆูŽุงู„ุทู‘ูู…ูŽุฃู’ู†ููŠู’ู†ูŽุฉู ูููŠู’ู‡ู dan ke sepuluh adalah thumaโ€™ninah di dalam sujud, sekira beban kepalanya mengenai tempat sujudnya. Dan tidak cukup hanya menyentuhkan kepalanya ke tempat sujudnya, tetapi harus agak menekannya sekira seandainya ada kapas di bawah kepalanya, niscaya akan tertekan, dan bebannya akan terasa di atas tangan seandainya diletakkan di bawahnya. ูˆูŽุงู„ู’ุฌูู„ููˆู’ุณู ุจูŽูŠู’ู†ูŽ ุงู„ุณู‘ูŽุฌู’ุฏูŽุชูŽูŠู’ู†ู dan ke sebelas adalah duduk di antara dua sujud, di setiap rakaat, baik sholat dengan berdiri, duduk atau tidur miring. Minimalnya adalah diam setelah bergeraknya anggota-anggota badannya. Dan yang paling sempurna adalah menambahi ukuran tersebut dengan doโ€™a yang datang dari Rosulullah Saw saat melakukannya. Maka jika ia tidak duduk di antara dua sujud, bahkan posisinya hanya lebih dekat pada posisi duduk, maka duduk yang ia lakukan tidak sah. ูˆูŽุงู„ุทู‘ูู…ูŽุฃู’ู†ููŠู’ู†ูŽุฉู ูููŠู’ู‡ู dan ke dua belas adalah thumaโ€™ninah di dalam duduk di antara dua sujud. ูˆูŽุงู„ู’ุฌูู„ููˆู’ุณู ุงู„ู’ุฃูŽุฎููŠู’ุฑู dan ke tiga belas adalah duduk yang terakhir, maksudnya duduk yang diiringi oleh salam. ูˆูŽุงู„ุชู‘ูŽุดู‘ู‡ู‘ูุฏู ูููŠู’ู‡ู dan ke empat belas adalah tasyahud di dalam duduk yang terakhir. Minimal tasyahud adalahุงู„ุชู‘ูŽุญููŠู‘ูŽุงุชู ู„ูู„ู‡ู ุณูŽู„ูŽุงู…ูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชูู‡ู ุณูŽู„ูŽุงู…ูŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุนูุจูŽุงุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญููŠู’ู†ูŽ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู โ€œSegala hormat milik Allah, semoga keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya atas Engkau wahai Nabi. Semoga keselamatan atas kami dan hamba-hamba Allah yang sholih. Saya bersaksi tidak ada tuhan selain Allah, dan saya bersaksi sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allahโ€ Tasyahud yang paling sempurna adalahุงู„ุชู‘ูŽุญููŠู‘ูŽุงุชู ุงู„ู’ู…ูุจูŽุงุฑูŽูƒูŽุงุชู ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽูˆูŽุงุชู ุงู„ุทู‘ูŽูŠูู‘ุจูŽุงุชู ู„ูู„ู‡ู ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ุฃูŽูŠู‘ูู‡ูŽุง ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠู‘ู ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุจูŽุฑูŽูƒูŽุงุชูู‡ู ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู†ูŽุง ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ุนูุจูŽุงุฏู ุงู„ู„ู‡ู ุงู„ุตู‘ูŽุงู„ูุญููŠู’ู†ูŽ ุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู’ ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ู‘ูŽุง ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุฃูŽุดู’ู‡ูŽุฏู ุฃูŽู†ู‘ูŽ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู‹ุง ุฑูŽุณููˆู’ู„ู ุงู„ู„ู‡ู. โ€œKehormatan yang diberkahi dan rahmat yang baik hanya milik Allah. Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga atas Engkau wahai Nabi. Keselamatan semoga atas kami dan hamba-hamba Allah yang sholih. Saya bersaksi tidak ada tuhan selain Allah. Dan saya bersaksi nabi Muhammad adalah utusan Allah.โ€ ูˆูŽุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู†ู‘ูŽุจููŠูู‘ ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุงู„ู„ู‡ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ูˆูŽุณูŽู„ู‘ูŽู…ูŽ ูููŠู’ู‡ู dan ke lima belas adalah membaca sholawat untuk baginda Nabi Saw di dalamnya, maksudnya di dalam duduk yang terakhir setelah selesai membaca tasyahud. Minimal bacaan sholawat untuk baginda Nabi Saw adalah ุงู„ู„ู‡ู… ุตูŽู„ูู‘ ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูุญูŽู…ู‘ูŽุฏู โ€œYa Allah, berikanlah rahmat kepada Nabi Muhammadโ€ Perkataan mushannif di atas memberitahukan bahwa membaca sholawat untuk keluarga Nabi Saw hukumnya tidak wajib, dan memang demikian bahkan hukumnya adalah sunnah. ูˆูŽ ุชู‘ูŽุณู’ู„ููŠู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู’ุฃููˆู’ู„ูŽู‰ dan ke enam belas adalah membaca salam yang pertama. Dan wajib mengucapkan salam dalam posisi duduk. Minimal ucapan salam adalah ucapan ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ satu kali. Dan ucapan salam yang paling sempurna adalah ุงู„ุณู‘ูŽู„ูŽุงู…ู ุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ูˆูŽุฑูŽุญู’ู…ูŽุฉู ุงู„ู„ู‡ู dua kali, yaitu ke kanan dan ke kiri. ูˆูŽู†ููŠู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูุฑููˆู’ุฌู ู…ูู†ูŽ ุงู„ุตู‘ูŽู„ูŽุงุฉู dan ke tujuh belas adalah niat keluar dari sholat. Dan ini adalah pendapat yang marjuh lemah. Ada yang mengatakan bahwa niat keluar dari sholat hukumnya tidak wajib, dan inilah pendapat ashah. ูˆูŽุชูŽุฑู’ุชููŠู’ุจู ุงู„ู’ุฃูŽุฑู’ูƒูŽุงู†ู dan ke delapan belas adalah melakukan rukun-rukun sholat secara tertib, hingga di antara tasyahud yang terakhir dan bacaan sholawat untuk baginda Nabi Saw di dalam tasyahud akhir. ุนูŽู„ูŽู‰ ู…ูŽุง ุฐูŽูƒูŽุฑู’ู†ูŽุงู‡ู sesuai dengan apa yang aku jelaskan, mengecualikan kewajiban membarengkan niat dengan takbiratul ihram, dan membarengkan duduk terakhir dengan tasyahud dan bacaan sholawat untuk baginda Nabi Saw. Selanjutnya baca Kitab fathul Qorib tentang sunat sholat. Artikel yang terkait dengan Fathul Qorib rukun shalat - rukun shalat dalam kitab fathul mu'in - terjemah kitab fathul mu'in bab rukun shalat - terjemah syarah fathul qorib bab sholat - syarat sah shalat dalam kitab fathul qorib - terjemah fathul qorib pdf - shalat khauf fathul qorib - fathul qorib bab sholat id - fathul qorib bab shalat istisqa Meskidemikian, ijma' ulama tidak memperbolehkan qashar untuk shalat maghrib dan subuh. Syihabuddin Abu Syuja' Al Ashfahani dalam kitab Fathul Qorib menjelaskan bahwa syarat qashar antara lain: Hanya untuk shalat yang jumlah rakaatnya 4. Jarak minimum untuk diperbolehkannya qashar yaitu 16 Farsyakh atau 88,6 Km. Fathul Qarib merupakan kitab yang cukup populer di kalangan pesantren yang tersebar di seluruh Nusantara. Penyusun kitab ini adalah Ibnu Qosim Al Ghazi. Kitab ini kerap digunakan bagi umat Muslim yang baru saja ingin mempelajari ilmu Fathul Qarib adalah salah satu kitab berbahasa Arab tanpa menggunakan harakat dan terjemahan. Di dalam pesantren, kitab ini lebih dikenal dengan istilah kitab kuning atau kitab penyusunannya, kitab Fathul Qarib ini disusun secara ringkas dan sistematis, serta bermahzab Syafiโ€™i. Kitab ini merupakan penjelasan dari kitab yang dikarang oleh Al Qadhi Abu Syuja, yaitu Al-Ghayah wa kitab Fathul Qarib sendiri, dijadikan sebagai sumber primer dan pegangan wajib di sebuah madrasah diniyah atau lembaga pendidikan Islam yang bersifat "salaf โ€, yaitu pendidikan yang bercorak apa saja yang dibahas di dalam kitab Fathul Qarib karangan Ibnu Qosim Al Ghazi? Berikut penjelasan lengkapnya yang dikutip dari Buku Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah dalam Pertumbuhan dan Perkembangannya karya Dirjen Kelembagaan Agama Islam 200923.Sholat dibahas di dalam kitab ini. Foto FreepikPembahasan Kitab Fathul QaribKitab Fathul Qorib berisi muqaddimah serta pembahasan ilmu fiqih. Ilmu fiqih yang dibahas secara garis besar terdiri dari empat bagian, yaitu tentang tata cara pelaksanaan ibadah, muamalat, masalah nikah, dan kajian hukum Islam yang membahas kriminalitas atau lazimnya kitab fiqih, di bagian awal kitab Fathul Qarib ini, Al Ghazi membahas tentang beberapa tata cara pelaksanaan ibadah yang terdiri dari lima perkara, yaitu bersuci, sholat, zakat, puasa, dan Ghazi setidaknya membahas 13 pasal dalam menjelaskan tentang bersuci. Hal-hal yang dibahas antara lain benda-benda najis, memakai siwak, wudhu, adab buang air kecil dan besar, tayammum, serta tentang haid dan memahami perkara bersuci, baru kemudian diajarkan lebih dalam tentang tata cara pelaksanaan sholat. Dalam bab ini, Al Ghazi menjelaskan tentang syarat orang yang wajib melaksanakan sholat, macam-macam sholat, dan segala hal yang masih berkaitan dengan bagian kedua, Al Ghazi membahas tentang masalah muamalat. Pembahasan berkaitan tentang interaksi sosial dan ekonomi yang dibagi menjadi dua pokok pembahasan. Pertama, tentang hukum jual beli dan muamalah lainnya. Kemudian yang kedua pembahasan mengenai hukum warisan serta pembahasan jual beli ini, Al Ghazi menjelaskan tentang ghasab. Menurutnya, ghasab adalah memakai atau merampas harta orang lain tanpa izin pemiliknya. Ghasab berbeda dengan mencuri, tindakan ghasab dilakukan secara terus terang dan memaksa. Kemudian di bagian ketiga, Al Ghazi membahas tentang pernikahan dan hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaanya yang sesuai dengan syariat pada bagian keempat, berisi delapan pembahasan. Adapun hal-hal yang dibahas, di antaranya tentang jinayat dan hukuman. Pada pembahasan ini, dijelaskan bagaimana seharusnya para pencuri, koruptor, dan pembunuh dihukum sesuai syariat bagian terakhir kitab ini, Al Ghazi membahas tentang hukum hewan buruan, penyembelihan qurban, perlombaan hewan dan lomba memanah, hukum sumpah dan nazar, keputusan dan persaksian, serta pandangan memerdekakan budak.
TerjemahMatan Kitab Fathul Qorib Kitabut Thoharoh Bagian I. Bismillah, Ahlamdulillah, kami punya kesempatan lagi untuk meng-update terjemah Matan Kitab Fathul Qorib. Kali ini kami akan menambahkan Bab Pertama yang dibahas dalam Matan Kitab Fathul Qorib, yaitu Kitabut Thaharoh (Bab Bersuci). Dalam kitab-kitab Fikih, Bab Bersuci adalah bab
Untuk mengetahui terjemah Kitab Fathul Qorib bab sholat jumat, Anda bisa juga lihat di kitab aslinya di halaman 18 - 19. ููŽุตู’ู„ูŒ ูˆูŽุดูŽุฑูŽุงุฆูุทู ูˆูุฌููˆู’ุจู ุงู„ู’ุฌูู…ูุนูŽุฉู ุณูŽุจู’ุนูŽุฉู ุฃูŽุดู’ูŠูŽุงุกูŽ ุงู„ู’ุฅูุณู’ู„ูŽุงู…ู ูˆูŽุงู„ู’ุจูู„ููˆู’ุบู ูˆูŽุงู„ู’ุนูŽู‚ู’ู„ู Fasal Syarat-syarat wajib melaksanakan sholat Jumโ€™at ada tujuh perkara, yaitu Islam, baligh dan berakal. Ini juga syarat-syarat kewajiban melakukan sholat-sholat selain sholat Jumโ€™at. ูˆูŽุงู„ู’ุญูุฑููŠู‘ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุฐู‘ููƒููˆู’ุฑููŠู‘ูŽุฉู ูˆูŽุงู„ุตูู‘ุญูŽุฉู ูˆูŽุงู„ู’ุงูุณู’ุชููŠู’ุทูŽุงู†ู Merdeka, laki-laki, sehat dan bertempat tinggal tetap. Maka sholat Jumโ€™at tidak wajib bagi orang kafir asli, anak kecil, orang gila, budak, wanita, orang sakit dan sejenisnya, dan musafir. ูˆูŽุดูŽุฑูŽุงุฆูุทู ููุนู’ู„ูู‡ูŽุง ุซูŽู„ูŽุงุซูŽุฉูŒ Adapun syarat-syarat sah pelaksanaan sholat Jumโ€™at ada tiga. Pertama, tempat tinggal yang dihuni oleh sejumlah orang yang melakukan sholat Jumโ€™at, baik berupa kota ataupun pedesaan adalah yang dijadikan tempat tinggal tetap. Hal itu diungkapkan oleh mushannif dengan perkataan beliau, ุฃูŽู†ู’ ุชูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุจูŽู„ูŽุฏู ู…ูุตู’ุฑู‹ุง ุฃูŽูˆู’ ู‚ูŽุฑู’ูŠูŽุฉู‹ ูˆูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู’ุนูŽุฏูŽุฏู dan kedua, jumlah bilangan jamaah sholat Jumโ€™at ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนููŠู’ู†ูŽ mencapai empat puluh orang laki-laki ู…ูู†ู’ ุฃูŽู‡ู’ู„ู ุงู„ู’ุฌูู…ูุนูŽุฉู dari golongan ahli Jumโ€™at. Mereka adalah orang-orang mukallaf laki-laki yang merdeka dan bertempat tinggal tetap, sekira tidak berpindah dari tempat tinggalnya baik di musim dingin atau kemarau kecuali karena hajat. ูˆูŽ ุฃูŽู†ู’ ูŠูŽูƒููˆู’ู†ูŽ ุงู„ู’ูˆูŽู‚ู’ุชู ุจูŽุงู‚ููŠู‹ุง dan ke tiga, waktu pelaksanaannya masih tersisa, yaitu waktu sholat Dhuhur. Maka disyaratkan seluruh bagian sholat Jumโ€™at harus terlaksana di dalam waktu zhuhur. Maka, seandainya waktu sholat Dhuhur mepet, sekiranya tidak cukup untuk melaksanakan bagian-bagian wajib di dalam sholat Jumโ€™at yaitu dua khutbah dan dua rakaatnya, maka yang harus dilaksanakan adalah sholat Dhuhur. ููŽุฅูู†ู’ ุฎูŽุฑูŽุฌูŽ ุงู„ู’ูˆูŽู‚ู’ุชู ุฃูŽูˆู’ ุนูุฏูู…ูŽุชู ุงู„ุดู‘ูุฑููˆู’ุทู Maka jika waktu sholat Dhuhur telah habis, atau syarat-syarat sholat Jumโ€™at tidak terpenuhi, maksudnya selama waktu Dhuhur baik secara yaqin atau dugaan saja, dan para jamaโ€™ah dalam keadaan melaksanakan sholat Jumโ€™at, ุตูู„ูู‘ูŠูŽุชู’ ุธูู‡ู’ุฑู‹ุง maka yang dilakukan adalah sholat Dhuhur dengan meneruskan apa yang telah dilaksanakan dari sholat Jumโ€™at, dan sholat Jumโ€™at tersebut dianggap keluar, baik telah melakukan satu rakaat darinya ataupun tidak. Jika para jamaโ€™ah ragu terhadap habisnya waktu dan mereka berada di dalam sholat, maka mereka menyempurnakan sholat tersebut sebagai sholat Jumโ€™at menurut pendapat Shahih. ูˆูŽููŽุฑูŽุงุฆูุถูู‡ูŽุง Adapun fardlu-fardlunya sholat Jumโ€™at Sebagian ulamaโ€™ mengungkapkan dengan kata โ€œsyarat-syaratโ€. ุซูŽู„ูŽุงุซูŽุฉูŒ ada tiga. Pertama dan kedua adalah ุฎูุทู’ุจูŽุชูŽุงู†ู ูŠูŽู‚ููˆู’ู…ู dua khutbah yang dilakukan seorang khatib dengan berdiri ูููŠู’ู‡ูู…ูŽุง ูˆูŽูŠูŽุฌู’ู„ูุณู ุจูŽูŠู’ู†ูŽู‡ูู…ูŽุง pada keduanya dan duduk di antara keduanya. Imam al Mutawalli berkata, yaitu dengan ukuran thumaโ€™ninah di antara dua sujud. Seandainya khatib tidak mampu berdiri dan ia melakukan khutbah dengan duduk atau tidur miring, maka hukumnya sah dan diperkenankan mengikutinya walaupun tidak tahu dengan keadaan sang khatib yang sebenarnya. Ketika seorang khatib melaksanakan khutbah dengan cara duduk, maka ia memisah antara kedua khutbah dengan diam sejenak tidak dengan tidur miring. Rukun-rukun khutbah ada lima, yaitu memuji kepada Allah taโ€™ala kemudian membaca sholawat untuk baginda Nabi Saw, dan lafadz keduanya telah tertentu. Kemudian wasiat taqwa dan lafadznya tidak tertentu menurut qaul shahih, membaca ayat Al Qurโ€™an di salah satu khutbah dua dan berdoโ€™a untuk orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan di dalam khotbah yang kedua. Seorang khatib disyaratkan harus bisa memperdengarkan rukun-rukun khutbah kepada empat puluh jamaโ€™ah yang bisa mengesahkan sholat Jumโ€™at. Disyaratkan harus muwallah terus menerus/tak terpisah di antara kalimat-kalimat khutbah dan di antara dua khutbah. Maka jika terpisah antara kalimat-kalimat khutbah itu walaupun sebab udzur, maka khutbah yang dilakukan menjadi batal. Disyaratkan pada dua khutbah, si khotib harus menutup aurat, suci dari hadats dan najis pada pakaian, badan dan tempat. ูˆูŽุฃูŽู†ู’ ุชูุตูŽู„ู‘ูŽู‰ Dan yang ke tiga dari fardlu-fardlunya sholat Jumโ€™at adalah sholat Jumโ€™atnya ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ูููŠู’ ุฌูŽู…ูŽุงุนูŽุฉู dilaksanakan dua rakaat secara berjamaah yang bisa mengesahkan sholat Jumโ€™at. Disyaratkan terlaksana sholat ini setelah dua khutbah, berbeda dengan sholat hari raya, karena sesungguhnya sholat hari raya dilaksanakan sebelum dua khutbah. ูˆูŽู‡ูŽูŠู’ุฆูŽุขุชูู‡ูŽุง Sunnah-sunnah haiat sholat Jumโ€™at. Makna haiat telah dijelaskan di depan. ุฃูŽุฑู’ุจูŽุนู ุฎูุตูŽุงู„ู ada empat perkara. Yang pertama ุงู„ู’ุบูุณู’ู„ู mandi bagi orang yang hendak menghadiri sholat Jumโ€™at, baik laki-laki atau perempuan, merdeka atau budak, orang muqim atau musafir. Waktu pelaksanaan mandi adalah mulai dari terbitnya fajar kedua fajar shadiq. Dan melakukan mandi saat mendekati berangkat itu lebih afdlal. Jika tidak mampu untuk mandi, maka sunnah melakukan tayammum dengan niat mandi untuk sholat Jumโ€™at. ูˆูŽุชูŽู†ู’ุธููŠู’ูู ุงู„ู’ุฌูŽุณูŽุฏู dan yang kedua adalah membersihkan badan dengan menghilangkan bau tak sedap dari badan seperti bau ketiak, maka sunnah menggunakan barang-barang yang bisa menghilangkannya yaitu tawas dan sebangsanya. ูˆูŽู„ูŽุจู’ุณู ุงู„ุซูู‘ูŠูŽุงุจู ุงู„ู’ุจููŠู’ุถู dan yang ke tiga adalah mengenakan pakaian berwarna putih, karena sesungguhnya pakaian berwarna putih adalah pakaian yang paling utama. ูˆูŽุฃูŽุฎู’ุฐู ุงู„ุธู‘ููู’ุฑู dan yang ke empat adalah memotong kuku jika panjang, dan memotong rambut begitu juga ketika panjang. Maka sunnah mencabut bulu ketiak, memotong kumis dan mencukur bulu kemaluan. ูˆูŽุงู„ุทูู‘ูŠู’ุจู dan memakai wangi-wangian dengan wangi-wangian terbaik yang ia temukan. ูˆูŽูŠูุณู’ุชูŽุญูŽุจู‘ู ุงู„ู’ุฅูู†ู’ุตูŽุงุชู Disunnahkan al inshat, yaitu diam seraya mendengarkan ูููŠู’ ูˆูŽู‚ู’ุชู ุงู„ู’ุฎูุทู’ุจูŽุฉู di saat khutbah. Ada yang dikecualikan dari kesunnahan inshat, beberapa perkara yang disebutkan di dalam kitab-kitab yang luas penjelasannya. Di antaranya adalah memperingatkan orang buta yang akan jatuh ke sumur, dan memperingatkan orang yang hendak disakiti oleh kalajengking, misalnya. ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุฏูŽุฎูŽู„ูŽ Barang siapa masuk masjid ูˆูŽุงู„ู’ุฅูู…ูŽุงู…ู ูŠูŽุฎู’ุทูุจู ุตูŽู„ู‘ูŽู‰ ุฑูŽูƒู’ุนูŽุชูŽูŠู’ู†ู ุฎูŽูููŠู’ููŽุชูŽูŠู’ู†ู ุซูู…ู‘ูŽ ูŠูŽุฌู’ู„ูุณู sementara imam melaksanakan khutbah, maka sunnah baginya untuk melaksanakan sholat sunnah dua rakaat secara cepat kemudian duduk. Ungkapan mushannif, ุฏูŽุฎูŽู„ูŽ "orang yang masukโ€ memberi pemahaman bahwa sesungguhnya orang yang sudah hadir sejak tadi, maka tidak sunnah melaksanakan sholat dua rakaat, baik sholat sunnah Jumโ€™at atau bukan. Dari pemahaman ini tidak nampak jelas bahwa sesungguhnya sholat tersebut hukumnya haram ataukah makruh, akan tetapi di dalam kitab Syarah Muhadzdzab, Imam Nawawi secara tegas memberi hukum haram, dan beliau mengutip ijmaโ€™ atas hal tersebut dari Imam Mawardi.
. 296 98 318 399 225 52 249 341

kitab fathul qorib bab sholat