SinopsisNovel Sastra Lama Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma. Bapaknya bernama Hang Mahmud dan Ibunya Dang Merdu Wati. Apabila dicantumkan suatu nama itu hanya nama penyadur dan bukan nama pengarang yang sebenarnya. Fabel sage syair gurindam dll. Mereka hanya tinggal di sebuah gubug di Kampong Sungai Duyong.
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma merupakan buku kumpulan cerita pendek dan drama karya Idrus yang diterbitkan pertama kali oleh penerbit Balai Pustaka, Jakarta pada tahun 1948. Sampai tahun 1997 buku itu telah mengalami cetak ulang sebanyak tiga belas kali. Cetakan ke-28 terbit tahun 2011. Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma ini memuat sebelas cerita pendek dan satu drama dalam empat babak yang berjudul "Kejahatan Membalas Dendam".Buku yang memuat kisah-kisah dari zaman Jepang hingga perang revolusi fisik Kemerdekaan RI itu terbagi menjadi tiga bagian, yaitu 1 "Zaman Jepang" yang berisi cerpen "Ave Maria" dan drama "Kejahatan Membalas Dendam"; 2 Corat-coret di Bawah Tanah" yang berisi tujuh cerpen "Kota Harmoni", "Jawa Baru", "Pasar Malam Zaman Jepang", "Sanyo", "Fujinkai", "Oh…Oh…Oh!", dan "Heiho"; serta 3 "Sesudah 17 Agustus 1945" yang memuat tiga cerpen "Kisah Sebuah Celana Pendek", "Surabaya", dan 'Jalan lain ke Roma".[1] Novel Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma memiliki kedudukan penting dalam khazanah sastra Indonesia. Hal itu dapat diamati dari tingginya apresiasi masyarakat terhadap buku tersebut. Salah satu cerpen yang dimuat dalam buku itu, adalah cerpen "Heiho" yang dimuat pula dalam buku antologi Cerita Pendek Indonesia susunan Setyagraha Hoerip, Jakarta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1984. Cerpen "Kota Harmoni" dipilih menjadi bahan pembelajaran sastra oleh Kakilangit Nomor 11, September 1997 yang diulas oleh Agus R. Sarjono berjudul "Idrus Pelopor Pencemooh Indonesia Modern". Cerpen Idrus yang dimuat dalam Kakilangit yang berasal dari buku Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma itu kemudian dimuat kembali dalam buku Horison, Sastra Indonesia 2 Kitab Cerita Pendek Editor Taufik Ismail dkk., Jakarta Horison dan The Ford Foundation, 2002. Menurut Jassin dalam kata "Pendahuluan", menyatakan bahwa cerita pendek Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma menggambarkan adanya romantis idealisme dan realisme yang penuh epos kepahlawanan. Mula-mula cerita itu kelihatan romantik yang menawan hati, lalu pengarang mencari jalan lain menuju ke "Corat-Coret di Bawah Tanah" dengan kacamata realisme yang diwarnai epos kepahlawanan, tetapi tampak humoris dan akhirnya mengawinkan keduanya pada "Jalan lain ke Roma" yang menggambarkan kesederhanaan hidup". Jika ditinjau dari nilai estetika dan bobot kesusastraan, Jassin menilai bahwa Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma memiliki kualitas sastra dan berhasil menembus pasaran di tengah lautan terbitan pop sekarang dan dapat menjadi satu pulau persinggahan yang nyaman bagi pencinta sastra. Selain memberi kata "Pendahuluan", dalam buku tersebut, Jassin juga mengkritik Idrus dan karya-karyanya yang dimuat dalam kumpulan cerpen Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma dalam dua artikelnya, yaitu " Idrus Berteori' 1949 dan "Idrus Pengarang Surabaya" 1952 yang dimuat dalam Kesusatraan Indonesia Modern dalam Kritik dan esai II Jakarta Gunung Agung, 1967.
dariAve maria kejalan lain ke roma oleh: Idrus Terbitan: (2010) Dari Ave Maria ke jalan lain ke Roma oleh: Idrus Terbitan: (2008) Dari Ave Maria ke Jalan Lain Ke Roma oleh: Idrus Terbitan: (2009)
Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma Pengarang Idrus Penerbit Balai Pustaka Tahun 2010 Sebuah keluarga sedang bercengkrama di beranda rumah, mengenangkan kejadian mereka berpisah dengan Zulbahri, seorang laki-laki yang cukup aneh. Saat pertama bertemu, keluarga tersebut sedang duduk-duduk bersama, ketika datanglah seorang lelaki, yang tahu-tahu memberi hormat lalu masuk dan mengambil majalah tua, dan mmeninggalkan sebuah buku filsafat. Zulbahri datang setiap hari,dan setiap ia datang keadaannya selalu lebih baik dari yang kemarin-kemarin. Ia ternyata seorang pengarang, dan bukunya cukup banyak juga yang diterbitkan. Telah lama Zulbahri tidak datang, kurang lebih seminggu lamanya. Saat Ibu bertanya mengapa Zulbahri telah lama tidak berkunjung. Tanpa diduga, Zulbahri menuturkan kisah yang kisahnya. Zulbahri telah menikah dengan Wartini selama delappan bulan, meskipun belum ada tanda-tanda akan segera mempunyai anak, namun mereka tetap saling mencintai. Karangan Zulbahri juga mulai diperhatikan. Namun entah kenapa, dalam hati Zulbahri terbersit pikiran bahwa tak lama lagi kebahagiaan ditukar dengan kesengsaraan. Kesengsaraan mulai muncul saat Zulbahri mendapat surat dari adiknya, Syamsu. Zulbahri pun membicarakan kecemasannya dengan Wartini, namun Wartini meyakinkannya bahwa Wartini akan tetap mencintai Zulbahri. Syamsu pun datang. Meskipun perkataan dan perilaku Syamsu tetap sopan, entah kenapa Zulbahri cemas. Suatu malam, saat ia pura-pura tidur, terdengar suara alunan dan biola, memperdengarkan lagu Ave Maria. Zulbahri mendengar hal ini, ia juga mendengar semua perasaan Wartini. Akhirnya Zulbahri pun rela meninggalkan Wartini dengan Syamsu, agar mereka dapat berbahagia. Zulbahri kemudian masuk rumah sakit selama tiga bulan. Ia kemudian kembali ke rumahnya untuk menengok sebentar, dan kedua sejoli itu tampak bahagia, ditambah Wartini sedang hamil. Dari situlah Zulbahri bertemu keluarga tersebut, di mana ia meminjam majalah, yang menyadarkannya tentang keadaan tanah air yang sebelumnya ia biarkan. Selesai bercerita, Zulbahri memberikan kertas yang berisi bahwa ia masuk ke barisan jibaku. Semua ini dilakukannya sebagai penebusan atas keegoisannya selama ini. 2. Kejahatan Membalas Dendam drama empat babak Di sebuah jalan di Jakarta, tampak dua sejoli sedang bertemu. Mereka adalah Ishak, seorang pengarang, dan Satilawati, seorang juru rawat. Ishak bertemu dengan Satilawati karena ia hendak pamit. Karangannya yang berupa roman dikritik Pak Orok, hal ini menyebabkannya tidak tahan lagi. Meskipun telah ditahan-tahan oleh Satilawati, bahkan kedua teman Ishak, Asmadiputera dan Kartili, Ishak tetap pergi. Dari Kartili, Satilawati diberitahu bahwa keluarga Ishak mempunyai penyakit kejiwaan, dan kemungkinan Ishak juga. Namun Satilawati tetap yakin bahwa Ishak akan kembali normal. *** Sementara itu, Pak Orok, ayah Satilawati berjumpa dengan bibinya, yang merupakan seorang dukun. Pak Orok hendak meminta bibinya untuk mengandaskan’ cinta anaknya kepada Ishak. Namun bibinya hanya berkata hendak memikirkannya dahulu. 2 Babak kedua Satilawati kemudian bercakap-cakap dengan bibi ayahnya, yang dipanggilnya nenek. Ia meminta tolong neneknya untuk mengembalikan Ishak, karena neneknya seorang dukun yang masyhur. Setelah itu, ia masuk ke rumah. Tak lama kemudian Kartili pun datang. Kartili dan Satilawati kemudian bercakap-cakap. Kartili mengatakan bahwa ia dan Asmadiputera telah setuju untuk menemui Pak Orok. Setelah itu Asmadiputera datang. Karena harus bekerja kembali, Satilawati kemudian meninggalkan mereka dengan ayahnya. Asmadiputera terlibat dengan perdebatan yang cukup sengit. Asmadiputera membela roman yang dikarang oleh Ishak sebagai bentuk kesusastraan Indonesia baru. Setelah itu, Asmadiputera dan Kartili pamit pergi. Perdebatan yang baru saja terjadi membuat Pak Orok termenung. Bibinya kemudian masuk. Pak Orok menagih janji bibinya untuk memisahkan Ishak dengan Satilawati. Namun bibinya menolak. Dan bibinya pun memilih kembali ke desa. Ishak ternyata menumpang di rumah neneknya Satilawati. Di sana, ia mencoba memberi semangat kepada petani yang harus menyerahkan hasil panennya ke pemerintah. Meskipun gagal karena orang desa itu tidak bisa berbahasa Indonesia. Rumah nenek kembali dikunjungi orang. Kali ini Kartili. Ia mencoba meminta tolong nenek, meskipun ternyata terungkap bahwa Kartili ternyata berbohong. Ia bahkan berusaha meracuni nenek! Beruntung Satilawati dapat menggagalkan rencana tersebut. Hal berikutnya terungkap kalau ternyata Kartili yang telah membuat Ishak sakit. Karena kejahatannya telah terungkap, Kartili kemudian melarikan diri. Sementara nenek berusaha membujuk Satilawati untuk kembali ke rumah ayahnya. Akhirnya, para petani desa kembali semangat bekerja berkat pidato Ishak. Ishak sendiri juga akhirnya menyadari bahwaa semua hal yang terjadinya pada dirinya disebabkan karena Kartili mencintai Satilawati. Ayah Satilawati kini memperbolehkan anaknya mencintai Ishak. Asmadiputera kembali berteman dengan Ishak. Sementara Kartili? Kini ia sendiri yang gila. Setiap malam tidur di beranda rumah nenek, kemudian pergi begitu saja. Nenek sendiri membakar azimatnya, untuk menghilangkan ilmu dukunnya. Corat-Coret di Bawah Tanah Di dalam sebuah trem bercampurlah orang dari berbagai bangsa, mulai dari Indonesia, Tionghoa, Belanda-Indo, hingga Jepang kala itu disebut Nippon . Banyak orang yang mengeluh mengenai susahnya hidup di zaman sekarang, bila dibandingkan tahun 20-an. Orang-orang Nippon tak punya sopan santun, seperti seorang yang langsung melompat naik dari jendela. Orang Indonesia memarahinya, dan mereka bertengkar dengan sengit, sampai seorang Kenpetai turun tangan dan memarahi orang Nippon itu. Orang Indonesia itu bahagia bukan main. Di mana-mana,orang mengeluh akan sulitnya hidup dan mahalnya harga barang. Orang Nippon sama dengan Belanda, bedanya, orang Nippon menggunakan banyak kata-kata manis. Semua orang akhirnya mati, mulai dari anak yang telanjang, para perempuan jalang Belanda-Indo hingga anak berbaju, semuanya mati. Semua orang bertanya kepada Tuhan, apakah Ia lupa memberi rejeki? 3. Pasar Malam Zaman Jepang Pasar malam selalu ramai, khususnya di tempat penjualan karcis. Banyak orang berdesak-desakan. Seorang anak, Amin namanya, mengejek kerumunan orang-orang itu. Di ruang rolet, mata mereka terpaku pada orang Indonesia yang kurus kering. Saat kalah, namun tak ada uang lagi di kantungnya, ia menjual satu per satu yang melekat pada dirinya. Ia pun akhirnya melarikan diri. Beberapa hari kemudian, terdengar kabar orang bunuh diri karena kalah rolet. Kadir duduk di bawah radio umum sambil berjualan kacang. Berulang kali ia mendengar kata itu. Sanyo. Saat tukang es lilin datang, ia bertanya namun tukang itu juga tidak tahu. Lalu ketika ada seorang tuan membeli kacangnya, Kadir bertanya apakah seorang sanyo itu tukang catut. Kadir kemudian justru disuruh menghadap ke polisi. Nyonya Sastra menjadi tuan rumah dalam pertemuan Fujinkai di kampung A. Ia membuka rapat dengan banyak kata-kata, sehingga karena tak tahan akhirnya Nyonya Waluyo dan Nyonya Salim pamit pulang. Saat anggota lainnya pamit hendak pulang, akhirnya Nyonya Sastra memberikan intinya. Iapun akhirnya menjelaskan bahwa semua yang dikatakannya merupakan titipan dari atas. Banyak kelakuan ketidakadilan yang terjadi di stasiun Indonesia yang telah antri lebih lama dilayani setelah orang yang baru saja antri. Seorang Tionghoa, yang hanya karena mendapat kartu pas dari sikuco, diperbolehkan menerobos antrian. Saat di kereta, Kondektur menerima uang suap, perampasan beras seorang wanita, dan kematian seorang anak. Orang Arab yang melihat ini hanya bisa berkata ,”Astagfirullah.” Kartono sangat gembira mengetahui dirinya mendapat surat agar ia melapor ke asrama Heiho. Ia bahkan diberi surat penghargaan oleh atasannya. Namun saat ia memberitahu Miarti, istrinya, istrinya tidak senang. Akhirnya Kartono pun pergi meninggalkan Miarti, mengetahui Miarti tidak cinta lagi kepadanya. Telah 8 bulan ia meninggal di Birma. Sementara Miarti hamil empat bulan, anak dari suaminya yang kedua. Sesudah 17 Agustus 1945 1. Kisah Sebuah Celana Pendek Kusno dibelikan ayahnya celana kepar 1001. Namun, kemalangan tetap saja menimpanya. Ia punya pekerjaan, namun hanya sebagai opas. Perang juga terus berlangsung. Kusno pun terus bertanya. Mengapa selalu ada peperangan. Orang-orang mabuk kemenangan. Banyak bandit kini berkeliaran di kota, membawa revolver. Tanpa diduga sekutu mendarat kembali ! Tank-tank raksasa berkeliaran. Perang terjadi lagi. Api menjilat gedung-gedung dan jiwa bangsa Indonesia. Jalan-jalan di luar kota penuh dengan pelarian, seorang perempuan tua menjadi gila, ia menanggalkan semua pakaiannya dan berlari kembali ke kota. Seorang pemuda yang menyamar menjadi laki-laki tua mati dibunuh. Saat di Krian, mereka semua menginap semalam. Seorang perempuan gila karena anaknya, dan pergi meninggalkan penginapan itu. Seorang wanita bernama Tuminah mendapat kamar berupa kandang anjing di rumah familinya. Sementara di kota, didirikan dua bedeng. Satu untuk laki-laki dan satu untuk perempuan. Lama kelamaan, bedeng perempuan kelebihan makanan dan cinta pengawal. Banyak laki-laki yang meratap karena hal ini. Di stasiun-stasiun, diadakan pemeriksaan. Saat tertangkap seorang mata-mata, ia segera dibunuh beramai-ramai Seorang gadis yang dikira mata-mata, dipukuli dengan hebatnya. Beruntung para polisi segera menghentikan hal tersebut, dan menghukum yang bersalah. 5 Orang-orang masih terus berperang. Dalam hati mereka terbersit pikiran bahwa mereka harus membunuh dan mengusir musuh yang telah menginjak-injak tanah air mereka. Saat puncak perjuangan, para pemimpin tentara berkumpul untuk memikirkan strategi yang akan digunakan. Hasil rapat adalah menggenangi Surabaya dengan air, dan semua opsir bersumpah untuk mati di medan pertempuran. Semua pelarian telah mendapat tempat masing-masing. Meskipun begitu, karena uang, banyak perempuan rela menjadi perempuan jahat. Meskipun begitu, ada juga orang yang masih menolong perempuan beragama. Mereka juga menawarkan rumah, tempat orang yang rela berkorban hanya dengan biaya unutk membantu memindahkan barang saja. “Dalam zaman revolusi ini, kita harus bersatu dan gotong royong!” Detik-detik penghabisan, orang-orang kembali teringat Tuhan. Pertempuran kali ini bandit yang menang. Pemuda-pemuda kini menjadi tawanan perang sekutu. Mereka diangkut dengan truk sekutu, dengan memancarkan baja kemerdekaan pada hati mereka. Enam bulan sudah, sejak pertempuran Surabaya dimulai. Semua harga naik. Hingga pembuatan lemper pun tidak bisa dilaksanakan. Bung Tomo, Kepala Pemberontak pun berpidato. Surabaya dikuasai oleh sekutu. Sekali-sekali terdengar suara meriam. Dalam suatu kesempatan, seoraang wakil tentara berbohong bahwa 95 % tentara menderita penyakit raja singa. Namun, setelah diselidiki, ternyata hal itu hanyalah bohong belaka. Open pada mulanya adalah seorang guru sekolah rakyat. Namun ia berhenti karena dikata goblok’ oleh murid-muridnya. Karena hal inilah pula, ia bercerai dengan istrinya. Open kemudian menjadi seorang mualim. Ia mengajar agama di desanya. Di sana, ibunya menikahkannya dengan seorang gadis bernama Surtiah. Ia pun kemudian kembali ke kota dan menjadi pengarang di sana. Surtiah akhirnya kembali ke karya Open yang menyinggung pemerintahan, Open ditangkap dan dipenjarakan. Setelah keluar dari penjara, ia sadar bahwa ia dulu egois. Ia kemudian menulis surat pada orang tuanya dan Surtiah. Mereka kemudian datang. Surtiah gembira melihat perubahan pada suaminya.
BeliDari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma Online terdekat di Yogyakarta berkualitas dengan harga murah terbaru 2021 di Tokopedia! Pembayaran mudah, pengiriman cepat & bisa cicil 0% Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma Kota Yogyakarta; Filter. Kategori. Buku. Novel & Sastra. Pengembangan Diri & Karir. Hobi. Lokasi.
SINOPSISAve Maria Sebuah keluarga duduk didepan teras rumah, mereka menanti-nanti kedatangan seorang pemuda, tiba-tiba adik Usup tertawa tergelak sambil menjulurkan tangan ke arah jalan, ternyata seseorang dengan baju jas yang robek-robek dibagian belakang tinggal hanya benang-benang saja, lagi terkulai lemas seperti ekor kuda. Sambil tertawa dia memberi hormat dialah Zulbahri yang dinanti-nanti akhirnya datang. Zulbahri menceritakan kisah romannya ketika menikah dengan Wartini, dia sudah 8 bulan menikah namun belum juga mendapatkan anak. ternyata ada pria lain yang dicintai oleh Wartini yaitu Syamsu, adik Zulbahri, Zulbahri mengetahui bahwa Wartini dan Syamsu begitu saling mencintai. Zulbahri menceraikan Wartini dan menjodohkan Wartini dengan Syamsu. Dan Zulbahri pergi ke medan perang untuk membela nusa dan Membalas Dendam Seorang pemuda bernama Ishak, dia seorang pengarang dan penerbit buku, dia pengarang dengan gaya roman, dan perempuan bernama Satilawati, dia adalah tunangan Ishak, Satilawati mempunyai watak yang keras kepala, hubungannya dengan Ishak tidak disetujui Suksoro, ayah Satilawati, Suksoro adalah pengarang kolot pada era zaman Belanda dan kritikus terkenal yang tajam, dia begitu ingin memisahkan hubungan Ishak dan Satilawati. Suksoro memanggil seorang perempuan tua yang sangat sakti dalam hal memisahkan suatu hubungan seseorang, dia adalah nenek Satilawati, namun Nenek Satilawati tidak menyetujui permintaan Suksoro, karena Satilawati begitu mencintai Ishak. ternyata dibalik kepergian Ishak, karena temannya sendiri yang mencelakainya, Kartili memberi obat gila kepada Ishak, agar Ishak meninggalkan Satilawati, dia adalah seorang dokter. Asmadiputera adalah teman Ishak dia adalah Master in de rechten, dia berusaha meyakinkan karangan roman Ishak adalah karangan pada era baru saat ini. Akhirnya Ishak yang sempat gila berhasil disembuhkan oleh perempuan tua, dan hubungan mereka disetujui oleh Suksoro, Kartili yang sempat membuat Ishak gila, akhirnya menjadi Harmoni Trem penuh sesak dengan orang-orang dan bau keringat ditambah bau terasi yang sangat tidak mengenakkan, datang seorang nona Indo-Belanda yang mengeluh dengan bau terasi dari seorang wanita Tionghoa. Wanita Tionghoa tersebut merasa tersinggung dan marah-marah kepada wanita Indo-Belanda. Didalam Trem penuh sesak orang-orang berdesakan dan hampir sulit menghirup udara segar, orang-orang berasa lega saat orang-orang turun, tetapi kembali berdesakan saat orang-orang naik lagi, ditambah seorang Nippon yang datang dengan gaya sok kuasa memerintah untuk memberi jalan, seorang anak muda merasa jengkel terhadap orang nippon tersebut, namun ketika didekati anak muda tersebut hanya diam. Konduktor meminta karcis saat tiba di Kota Harmoni, orang-orang banyak yang sudah turun, di Trem sudah banyak orang yang mendapat tempat duduk. Beberapa orang naik lewat jendela, orang-orang nippon ikut pula lewat jendela, orang Indonesia menegur orang Nippon yang lewat jendela, mereka adu mulut hingga akhirnya ada seorang Kenpetai yang memarahi Nippon tersebut, orang Indonesia tersebut merasa senang akan Baru Semua bahan-bahan pokok sangat mahal, orang-orang Indonesia hanya mendapat seperlima liter beras sehari, namun orang-orang Nippon mendapat jatah lebih banyak lima liter sehari, dijalanan orang-orang banyak yang kelaparan lalu mati, namun pemerintah tetap bungkam, media massa hanya memberitakan tentang perang dan perang, padahal mereka tahu dijalanan rakyat Indonesia sedang kelaparan, di Jawa orang-orang sengsara, mereka kelaparan lalu mati. Jawa Hokaido mengadakan rapat tentang penambahan pasokan beras tanpa melihat keadaan rakyat Indonesia. Orang-orang Jawa hanya sabar menerima dengan lapang Malam Zaman Jepang Orang-orang berbondong-bondong ke pasar raya jika bantuan Sendenbu, karena apapun yang bantuan Sendenbu selalu menarik, mereka berdesakan membeli karcis. Pasar malam ada tempat gelap yang sepertinya disiapkan untuk para pengunjung, dan ada tempat terang, di rumah makan terdengar bunyi musik, di ruangan barisan propoganda diperlihatkan ban kapal tempur, dan baju bagor, diruang main rolet orang-orang berjam-jam duduk, tak ada yang ribut, seperti Ghandi, ia main rolet hingga menjual semua pakainnya hingga ia setengah telanjang, namun pada akhirnya ia kalah. Beberapa hari kemudian ia gantung Duduk seorang tukang kacang goreng, Kadir namanya, ia sudah berjam-jam jualan namun keranjangnya masih penuh, ia hanya mendengar Radio umum, tentang pecah sebagai ratna, Pengangkatan Sanyo, ia memaki-maki Sanyo tanpa tahu arti kata Sanyo. Datang seorang tukang es lilin dan yang ingin membeli kacang, Kadir disangka Kumico oleh tukang es lilin tersebut, ia pun merasa sombong, Kadir masih memikirkan arti kata Sanyo. Datang seorang laki-laki yang akan membeli kacang dengan harga 3 sen, Kadir bertanya tentang arti Sanyo, laki-laki itu melempar kacang kepada Kadir dan pergi. Kadir masih memikirkan tentang Sanyo, lalu ia merasa Sanyo itu adalah tukang catut. Datang seorang laki-laki yang hendak membeli kacang, Kadir bertanya kepada laki-laki tersebut. "apakah Sanyo itu tukang catut?". Mendengar itu laki-laki itu marah dan membawa Kadir ke kantor Nyonya Sastra akan mengadakan rapat dikampung A, ia terlihat sok sibuk. Nyonya Sastra membuka rapat, ia berbicara sangat lama, membuat anggota yang datang merasa bosan, diantara para anggota ada yang pulang karena kesal dengan pembicaraan Nyonya Sastra. Namun pada akhirnya para anggota diminta uang seringgit untuk membuat kuwe-kuwe untuk perajurit Nippon, para anggota merasa marah karena mengapa Nyonya Sastra bicara panjang lebar namun pada akhirnya para anggota diminta Sukabumi terkenal dengan hawa dinginnya, namun orang-orang mengantre beli karcis setengah mati kepanasan. Kereta api berangkat dari Sukabumi menuju Jakarta, orang-orang di kelas dua dapat duduk dengan tenang, namun orang-orang di kelas tiga dan empat berdesak-desakan, kereta berhenti di sebuah stasiun kecil. Beberapa anak muda tak berpakaian masuk kereta, mereka Keibodan yang memeriksa orang-orang yang membawa beras. Orang-orang yang membawa beras dipukuli dan diambil berasnya, sebungkus beras tidak jadi diambil karena milik Agen Polisi, anak-anak muda tersebut pergi. Agen Polisi tersebut meminta beras kepada perempuan muda yang diselamatkan tadi agar berasnya aman hingga di Jakarta, namun sesampai di Jakarta beras tersebut dibawa lari oleh Agen Polisi, perempuan muda tersebut menangis hingga air matanya Kartono orang yang rajin bekerja dikantornya, ia tetap semangat meski gajinya kecil, belum sekali pun ia mangkir kerja namun penghargaan belum juga ia dapatkan. Ia pun mencalonkan diri menjadi Heiho. Opas pos memberinya sehelai surat bahwa ia lulus menjadi seorang Heiho. Teman-temannya memberinya selamat. Di asrama Heiho Kartono diberi pakaian Heiho, ia pulang dengan wajah gembira, Kartono menyampaikan bahwa ia menjadi Heiho kepada istrinya, dengan berat hati Miarti melepas Kartono untuk menjadi Sebuah Celana Pendek Pada saat hari Pearl Harbour diserang Jepang, Kusno merasa senang karena mendapat celana kepar 1001 dari sang ayah. Kusno buta akan politik, yang ia tahu hanya, setelah mendapat celana baru pekerjaan terbuka baginya, Kusno melamar pekerjaan dimana-mana, namun pada akhirnya ia menjadi seorang Opas pos yang hanya digaji 10 sen perbulan. Lama kelamaan celananya mulai rusak, dan ia berhenti bekerja karena gajinya terlalu kecil. Kusno hidup dalam kelaparan, ia berpikir mengapa selalu ada Orang-orang mabuk akan kemenangan, namun orang-orang Indo-Belanda berani memasang bendera merah putih biru di hotel Yamato. Orang-orang Indonesia tercengang, tiba-tiba seorang pemuda naik ke atastiang bendera dan dirobeknya kain biru, orang-orang bertepuk tangan , namun orang-orang Indo-Belanda marah dan menembaki orang-orang bak cowboy yang memegang belati. Di Jakarta teriakan-teriakan membelah dua jantung rakyat, mereka menganggap sekutu datang hanya untuk menganmbil tawanan-tawanan, sebelah lagi masih mencurigai di Jakarta membara, orang-orang harus menyerahkan senjatanya kepada sekutu, namun mereka tidak mau menyerahkan senjatanya kepada sekutu, akhirnya api kebakaran menjilat gedung-gedung dan jiwa bangsa Indonesia. Jalan-jalan di luar kota penuh dengan manusia, keanyakan perempuan, mereka beralan sempoyongan
DariAve Maria Ke Jalan Lain Ke Roma, Idrus rumah kerabat Buku Novel Sastra Tuesday, March 17, 2015. Judul cerita pertama adalah 'Ave Maria' dan judul cerita terakhir adalah 'Jalan Lain ke Roma' (which explained the title of this book) Cerita-cerita yang ada kebanyakan mengandung unsur ironi yang cukup kuat.
Judul Buku Dari Ave Maria Ke Jalan Lain Ke Roma No. ISBN 9794072184 Penulis Idrus Penerbit Balai Pustaka Tahun Terbit 1990 Jumlah Halaman 172 Halaman Tebal Buku 21 cm Kategori Jurnal Sastra Bahasa Indonesia PENGENALAN Abdullah Idrus lahir di Padang, Sumatera Barat, 21 September 1921 – meninggal di Padang, Sumatera Barat, 18 Mei 1979 pada umur 57 tahun adalah seorang sastrawan Indonesia. Ia menikah dengan Ratna Suri pada tahun 1946. Mereka dikaruniai enam orang anak, empat putra dan dua putri, yaitu Prof. Dr. Ir. Nirwan Idrus, Slamet Riyadi Idrus, Rizal Idrus, Damayanti Idrus, Lanita Idrus, dan Taufik Idrus. Perkenalan Idrus dengan dunia sastra sudah dimulainya sejak duduk di bangku sekolah, terutama ketika di bangku sekolah menengah. Ia sangat rajin membaca karya-karya roman dan novel Eropa yang dijumpainya di perpustakaan sekolah. Ia pun sudah menghasilkan cerpen pada masa itu. Minatnya pada dunia sastra mendorongnya untuk memilih Balai Pustaka sebagai tempatnya bekerja. Ia berharap dapat menyalurkan minat sastranya di tempat tersebut, membaca dan mendalami karya-karya sastra yang tersedia di sana dan berkenalan dengan para sastrawan terkenal. Keinginannya itu pun terwujud, ia berkenalan Jassin, Sutan Takdir Alisyahbana, Noer Sutan Iskandar, Anas Makruf, dan lain-lain. Meskipun menolak digolongkan sebagai sastrawan angkatan ’45, ia tidak dapat memungkiri bahwa sebagian besar karyanya memang membicarakan persoalan-persoalan pada masa itu. Kekhasan gayanya dalam menulis pada masa itu membuatnya memperoleh tempat terhormat dalam dunia satra, sebagai Pelopor Angkatan ’45 di bidang prosa, yang dikukuhkan dalam bukunya. Hasratnya yang besar terhadap sastra membuatnya tidak hanya menulis karya sastra, tetapi juga menulis karya-karya ilmiah yang berkena dengan sastra seperti Teknik Mengarang Cerpen dan Internasional Understanding Through the Study of Foreign Literature. SINOPSIS Novel ini berisi sekumpulan cerita yang tidak saling berhubungan tetapi memiliki setting yang sama, yaitu masa perjuangan Indonesia yang berkisar sekitar pendudukan Jepang sampai kedatangan Sekutu. Berikut beberapa judul yang ditulis oleh Idrus, yaitu Ave Maria, Kejahatan Membalas Dendam, Kota Harmoni, Jawa Baru, Pasar Malam Jaman Jepang, Sanyo, Fujinkai, Oh..oh..oh..!, Heiho, Kisah Celana Pendek, Surabaya, dan Jalan Lain ke Roma. Dari sekian banyak kisah yang ditulis oleh Idrus dalam novel ini ada salah satu judul yang menarik perhatian kami. Dalam kisah tersebut Idrus mengisahkan seorang jurnalis bernama Ishak yang memiliki pemikiran berbeda dari jurnalis lainnya. Ishak merupakan sosok orang yang cukup konsisten dan tidak menyerah dalam mempertahankan idealisme dan menggapai cita-citanya. Dia rela meninggalkan tunangannya yang bernama Satilawati dan dia dianggap sebagai seorang pengecut. Disamping itu Pak Sukroso ayah Satilawati tidak menyukai hubungan mereka. Beliau membenci Ishak dan menganggap bahwa Ishak tidak berbakat menjadi seorang pengarang atau jurnalis. Sebenarnya Satilawati sangat mencintai Ishak yang apa adanya. Meskipun hubungannya ditentang oleh ayahnya, Satilawati tetap mengharapkan Ishak kembali. Hingga pada suatu hari, Pak Sukroso meminta bantuan bibinya seorang perempuan paruh baya yang datang dari Cianjur. Perempuan paruh baya tersebut adalah seorang dukun masyhur dalam menceraikan orang. Namun, perempuan paruh baya itu menolak untuk memisahkan Satilawati dari Ishak, karena ia tau cucunya Satilawati sangat mencintai Ishak. Keunggulan Kisah dalam novel ini sangat imajinatif dan tergambarkan dengan jelas sehingga kita dapat merasakan suasana yang dijabarkan Idrus. Cerita dalam novel ini sangat berjiwa nasionalis dan penuh makna. Begitu banyak pelajaran hidup yang dapat kita peroleh. Ketika kita membaca novel ini, kita akan merasa seolah-olah kita sedang mengalami perjalanan pada masa pemerintahan Jepang dan Sekutu masih berkuasa di Indonesia. Selain itu, sampul novel ini sangat menarik perhatian sehingga tertantang untuk membacanya. Kekurangan Bahasanya yang cukup sulit dipahami karena menggunakan bahasa Melayu dan baku sehingga kami para generasi zaman sekarang sedikit kesulitan memahami cerita yang ada dalam novel ini. Referensi Anggota Kelompok Eka Wahyuningtyas13514444 Putri Elena S. 18514594 Saras Zettira Pratiwi 1A514046 Windy Noviyanti519 1C514282. 166 395 333 450 464 436 266 240